Jelaskan Bagaimana Menentukan Kebutuhan Modal Kerja?
Bagian 2 dari 2: Memahami dan Mengelola Modal Kerja –
- 1 Hitunglah rasio lancar. Untuk mengetahui kondisi perusahaan lebih jauh, para analis menggunakan indikator kesehatan keuangan yang disebut “rasio lancar”. Rasio lancar dihitung menggunakan angka-angka yang sama dalam perhitungan modal kerja yang dijelaskan tadi, tetapi hasilnya adalah rasio, bukan dalam rupiah.
- Rasio adalah perbandingan antara dua angka. Menghitung rasio dilakukan dengan pembagian biasa.
- Untuk menghitung rasio lancar, bagilah aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio lancar = aktiva lancar : utang lancar.
- Menggunakan contoh yang sama, rasio lancar perusahaan adalah 50.000.000 : 24.000.000 = 2,08. Rasio sebesar 2,08 menunjukkan bahwa aktiva lancar perusahaan 2,08 kali lebih besar ketimbang utang lancar.
- 2 Ketahuilah arti rasio. Rasio lancar digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam melunasi utang lancar. Secara singkat, rasio ini menjelaskan seberapa besar kemampuan perusahaan membayar tagihannya. Rasio lancar biasanya digunakan untuk membandingkan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau dengan industrinya.
- Rasio lancar yang paling ideal adalah 2,0. Perusahaan dengan rasio lancar yang kecil atau di bawah 2,0 bisa menghadapi risiko insolven yang tinggi. Di sisi lain, rasio lancar lebih dari 2,0 menunjukkan bahwa manajemen terlalu berhati-hati dan kurang optimal dalam memanfaatkan peluang usaha.
- Dengan contoh yang sama, rasio lancar 2,08 menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sehat. Dengan kata lain, aktiva lancar bisa mendanai utang lancar selama dua tahun dengan asumsi jumlah utang tetap sama.
- Rasio lancar yang dianggap baik berbeda di setiap industri. Beberapa industri yang padat modal membutuhkan lebih banyak dana pinjaman untuk membiayai kegiatannya. Perusahaan pabrikasi biasanya memiliki rasio lancar yang tinggi.
- 3 Lakukan pengelolaan modal kerja. Seorang pengelola bisnis harus mengetahui semua aspek yang memengaruhi modal kerja agar ia bisa mengaturnya dengan baik, misalnya persediaan, piutang dagang, dan utang dagang. Ia juga harus mampu menilai profitabilitas dan risiko yang timbul karena kekurangan atau kelebihan modal kerja.
- Contohnya, perusahaan yang kekurangan modal kerja tidak akan mampu membayar utang jangka pendek, sementara modal kerja yang terlalu banyak juga bisa menjadi masalah. Perusahaan yang memiliki banyak modal kerja bisa melakukan investasi untuk memperbaiki produktivitas jangka panjang. Contohnya, surplus modal kerja bisa diinvestasikan dalam bentuk fasilitas produksi baru atau untuk memperluas jaringan pemasaran dengan membuka toko-toko baru. Investasi ini bisa meningkatkan pendapatan di kemudian hari.
- Jika rasio modal kerja terlalu tinggi atau terlalu rendah, pertimbangkan beberapa saran berikut untuk memperbaikinya.
Iklan
Contents
Apa yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja?
[Tutorial / Kuliah Online] Praktikum Manajemen Keuangan #01: Menghitung Kebutuhan Modal Kerja
Mengapa Usaha Butuh Modal Kerja? – Perlu dipastikan bahwa jumlah modal kerja harus cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran operasional perusahaan sehari-hari, agar perusahaan dapat beroperasi secara efisien dan tidak mengalami kesulitan keuangan, karena:
Perusahaan yang tidak memiliki kecukupan modal kerja tidak akan dapat menjalankan kegiatan operasionalnya secara optimal, sehingga berpotensi kehilangan keuntungan yang seharusnya dapat diperoleh.Sebaliknya, modal kerja berlebihan akan mengakibatkan sebagian dana yang tersedia tidak produktif lagi sehingga akan menimbulkan pemborosan, terlebih bila modal kerja tersebut ditopang oleh dana pinjaman dengan biaya bunga yang tidak murah.
Besarnya kebutuhan modal kerja sangat dipengaruhi oleh jenis usaha yang dijalankan perusahaan. Misal: pada umumnya perusahaan bidang industri lebih membutuhkan modal kerja yang relatif besar dibandingkan perusahaan bidang jasa karena proses produksinya membutuhkan investasi bahan baku dan fasilitas produksi untuk menghasilkan output yang siap untuk dijual.
Bagaimana hubungan antara kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dengan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang?
Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja – Tersedianya modal kerja harus sesuai dengan kebutuhan operasi perusahaan. Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukan merupakan hal yang mudah. Jika modal kerja yang tersedia terlalu kecil, maka hal ini dapat menimbulkan kurang lancarnya kegiatan perusahaan atau kesempatan untuk mendapat keuntungan telah disia-siakan.
- Sifat atau jenis perusahaan, Kebutuhan modal kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan oleh suatu perusahaan. Modal kerja dari perusahaan jasa relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan.
- Waktu yang diperoleh untuk memproduksi barang yang akan dijual, Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan jangka waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Semakin lama waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang, maka jumlah modal kerja yang diperlukan semakin besar.
- Syarat pembelian dan penjualan, Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan dan sebaliknya. Di samping itu, modal kerja juga dipengaruhi syarat penjualan. Semakin lunak kredit (jangka kredit lebih panjang) yang diberikan kepada langganan akan besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan dalam piutang.
- Tingkat perputaran persediaan, Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka jumlah modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan yang efisien. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan mengurangi risiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau perubahan selepa konsumen, di samping itu akan menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
- Tingkat perputaran piutang, Kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi jangka waktu penagihan piutang. Apabila piutang terkumpul dalam waktu pendek berarti kebutuhan akan modal kerja semakin rendah atau kecil. Untuk mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan, maksimum kredit bagi langganan serta penagihan piutang.
- Volume penjualan, Perusahaan membutuhkan modal kerja untuk mendukung kegiatan operasional pada saat terjadi peningkatan penjualan. Jika tingkat penjualan tinggi maka modal kerja yang dibutuhkan relatif tinggi, sebaliknya bila penjualan rendah dibutuhkan modal kerja yang rendah.
- Faktor musim dan siklus, Fluktuasi dalam penjualan yang disebabkan oleh faktor musim dan siklus akan mempengaruhi kebutuhan akan modal kerja. Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah modal kerja yang relatif pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak penjualan.
Bagaimana cara menghitung modal kerja?
Bagian 1 dari 2: Menghitung Modal Kerja –
- 1 Hitunglah besarnya aktiva lancar. Aktiva lancar adalah aktiva perusahaan yang bisa dikonversikan menjadi uang tunai dalam waktu satu tahun. Aktiva ini terdiri atas uang tunai dan akun jangka pendek lainnya. Akun yang termasuk dalam aktiva lancar antara lain piutang dagang, biaya dibayar di muka, dan persediaan.
- Informasi ini biasanya disajikan dalam laporan neraca perusahaan dengan keterangan “aktiva lancar”.
- Jika di dalam laporan neraca tidak tercantum jumlah aktiva lancar, bacalah baris per baris. Jumlahkan semua akun yang sesuai dengan definisi aktiva lancar untuk mengetahui angkanya. Anda bisa menjumlahkan akun-akun “piutang dagang”, “persediaan”, “kas”, dan akun-akun lainnya yang termasuk dalam kategori uang tunai.
- 2 Hitunglah besarnya utang lancar. Utang lancar adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Akun yang termasuk dalam utang lancar antara lain utang dagang, utang yang masih harus dibayar, dan wesel bayar.
- Laporan neraca seharusnya menyajikan jumlah utang lancar. Jika tidak ada, Anda bisa menjumlahkan akun-akun utang lancar yang ada dalam laporan neraca, misalnya “utang dagang”, “utang pajak”, dan “utang jangka pendek”.
- 3 Hitunglah besarnya modal kerja. Perhitungan ini dilakukan dengan pengurangan biasa. Kurangilah aktiva lancar dengan utang lancar.
- Contohnya, sebuah perusahaan mempunyai aktiva lancar Rp50.000.000 dan utang lancar Rp24.000.000. Sesuai rumus tadi, perusahaan ini mempunyai modal kerja Rp26.000.000 yang bisa digunakan untuk melunasi utang lancar dan masih ada dana lebih dari aktiva lancar untuk membayar kebutuhan lain. Kelebihan dana ini bisa digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, membayar utang jangka panjang, atau dibagikan kepada pemegang saham.
- Jika utang lancar lebih besar ketimbang aktiva lancar, ini berarti terjadi defisit modal kerja. Defisit modal kerja bisa menjadi petunjuk bahwa perusahaan ini insolven dan bisa diatasi dengan menambah utang jangka panjang. Kondisi ini menandakan adanya masalah dalam perusahaan dan bukan pilihan yang tepat untuk melakukan investasi.
- Contohnya, sebuah perusahaan memiliki aktiva lancar Rp100.000.000 dan utang lancar Rp120.000.000 sehingga terjadi defisit modal kerja sebesar Rp20.000.000. Dengan kata lain, perusahaan ini tidak akan mampu melunasi utang jangka pendek dan harus menjual aktiva tetap sebesar Rp20.000.000 atau mencari sumber dana yang lain.
- Agar dapat terus beroperasi sementara mencicil utang, perusahaan bisa mengajukan restrukturisasi utang apabila terancam mengalami insolvensi.
Iklan
Apa saja komponen modal kerja?
Komponen Modal Kerja. Menurut Riyanto (2010), modal kerja terdiri dari tiga komponen atau elemen, yaitu kas, piutang dagang, dan persediaan. Adapun penjelasan dari ketiga komponen modal kerja tersebut adalah sebagai berikut: a. Kas