Apa Saja Risiko Berinvestasi Di Pasar Modal?

4. Apa saja risiko berinvestasi di pasar modal? – Nah, ini yang harus dipahami betul sebelum kamu benar-benar berpartisipasi di perdagangan efek. Kamu pasti sudah tahu kan, bahwa setiap bentuk investasi selalu memiliki risiko, baik tinggi maupun rendah.

Risiko capital loss, yaitu kerugian yang harus kita tanggung akibat adanya selisih harga jual saham yang lebih rendah daripada harga belinya.Risiko likuidasi, yaitu risiko yang terjadi jika emiten yang sahamnya kita miliki dinyatakan pailit dan dilikuidasi. Investor akan menjadi prioritas terakhir untuk dikembalikan dananya.

Sekali lagi, risiko ini harus benar-benar dipahami sebelum mulai berinvestasi, agar kita kemudian bisa mengelolanya dengan baik juga ya. Rata-rata investor yang gagal disebabkan oleh kurang baiknya mengelola emosi ketika terjadi fluktuasi pasar. Padahal pergerakan harga yang sangat cepat adalah hal yang wajar terhadi di pasar modal. Apa Saja Risiko Berinvestasi Di Pasar Modal

Apa saja risiko-risiko investasi di pasar modal?

Risiko investasi saham jangka panjang terutama risiko investasi di pasar modal selalu ada, tepatnya jika Anda memilih instrumen investasi di pasar modal seperti saham. Meski demikian, berinvestasi di pasar modal dapat menjaga nilai uang yang Anda tabung sekarang.

  • Sehingga, tidak mudah tergerus inflasi.
  • Sebagai investor, Anda perlu mengetahui bahwa ada lembaga-lembaga keuangan yang mengatur jalannya investasi di Indonesia, salah satunya adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
  • Lembaga inilah yang turut mengawasi keseimbangan investasi pasar modal, juga mengingatkan Anda terhadap investasi pasar modal yang bodong.

Karena begitu berisikonya investasi di pasar modal, berikut ini risiko-risiko yang perlu Anda ketahui. Dengan begitu, Anda bisa meminimalisasi risiko kerugian investasi di pasar modal, khususnya dalam bentuk saham.

Apa Itu risiko investasi?

2. Risiko Pasar – Selanjutnya adalah risiko investasi berdasarkan pasar yang disebabkan adanya fluktuasi atau naik-turunnya Nilai Aktiva Bersih (NAB). Adapun fluktuasi tersebut disebabkan karena perubahan sentimen pasar keuangan sepeti instrumen saham dan obligasi.

  1. Perubahan bisa terjadi karena beberapa hal seperti adanya resesi ekonomi, isu, kerusuhan, spekulasi termasuk juga perubahan politik.
  2. Risiko investasi ini juga seringkali disebut dengan risiko sistematik ( systematic risk ) yang berarti risiko ini tak bisa dihindari dan pasti akan dialami oleh para investor apapun risk profilenya.
You might be interested:  Contoh Pajak Indonesia Yang Dipungut Pemerintah Daerah Adalah?

Bahkan, adanya risiko ini bisa membuat investor mendapati capital loss, Baca juga: 4 Investasi Minim Risiko Buat Investor Pemula yang Mau Kaya! Misalnya, ada isu kesehatan seorang presiden dari suatu negara, hal tersebut bisa saja memberikan fluktuasi nilai dari mata uang negara tersebut terhadap dolar kemudian naik.

Apa Itu risiko re-Investment?

1. Risiko Suku Bunga – Risiko suku bunga adalah risiko yang timbul dikarenakan memburuknya nilai relatif aktiva berbunga (cth: pinjaman atau obligasi) disebabkan oleh adanya peningkatkan suku bunga. Adanya perubahan suku bunga yang ada di pasaran, tentu akan mempengaruhi pendapatan investasi atau return yang didapatkan.

  • Umumnya walaupun suku bunga meningkat, tapi harga obligasi berbunga tetap akan turun, begitupun juga sebaliknya.
  • Teknik paling tua yang masih digunakan untuk mengukur risiko suku bunga adalah menggunakan jangka waktu obligasi.
  • Baca juga: Ini Risiko Investasi Obligasi yang Perlu Kamu Ketahui! Sebagai contoh, suku bunga obligasi adalah 8-10% pada umumnya, namun kemudian pemerintah mengeluarkan Sukuk Ritel yang memiliki suku bunga hingga 12%.

Dengan begitu, pastinya investor lebih suka dengan Sukuk Ritel ini.