Mengapa Break Even Point Berbeda Dengan Balik Modal?
Mengapa BEP sama dengan titik impas tetapi tidak sama dengan balik modal
Jawaban:Penjelasan:Karena BEP merupakan titik impas artinya dimana biaya atau pengeluaran dibanding pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan sedangkan balik modal artinya seluruh modal yang telah dikeluarkan hingga akhir dapat kembali.
: Mengapa BEP sama dengan titik impas tetapi tidak sama dengan balik modal
Contents
- 1 Apakah break even point sama dengan balik modal?
- 2 BEP atau break even point adalah titik dimana sama dengan modal yang dikeluarkan tidak terjadi kerugian atau keuntungan?
- 3 Pada saat kapan suatu perusahaan dikatakan mencapai BEP?
- 3.1 Mengapa Perhitungan BEP dapat digunakan sebagai penentu laba jelaskan?
- 3.2 Apakah peran break even point BEP atau titik impas dalam memaksimalkan laba dalam perusahaan?
- 3.3 Asumsi apa saja yang digunakan dalam mengadakan analisa break even?
- 3.4 Apa yang dimaksud dengan break event point?
- 3.5 Apa rumus Break Even Point?
Apakah break even point sama dengan balik modal?
BEP Adalah – Menurut Henry Simamora (2012), BEP adalah volume penjualan saat jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama, sehingga tidak ada laba maupun rugi bersih. Lalu menurut Hansen dan Mowen (2011), BEP atau yang sering disebut titik impas adalah titik di mana total pendapatan sama dengan total biaya.
- Artinya titik saat laba sama dengan nol.
- Sementara itu menurut Lesure, J.D (1983) BEP adalah titik saat pendapatan yang dihasilkan oleh operasi sama dengan biaya sumber daya yang dikonsumsi untuk memproduksinya.
- Sederhananya, BEP adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk operasi produksi akhirnya bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk.
Dijelaskan dalam buku Ajar Konsep Dasar Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan oleh Ayu Laili Rahmiyati, BEP adalah suatu titik ketika biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang. Jadi, dalam hal ini tidak terdapat kerugian ataupun keuntungan karena semuanya sama rata.
- Nah, sayangnya masih ada sejumlah masyarakat yang salah kaprah soal BEP.
- Mereka beranggapan kalau BEP sama halnya dengan balik modal, padahal keduanya berbeda lho.
- Dalam ilmu akuntansi, balik modal atau yang disebut Return of Investment (ROI) merupakan modal yang dikeluarkan saat menjalankan suatu bisnis.
Lalu seiring berjalannya bisnis tersebut, pendapatan yang diperoleh akhirnya sudah melebihi modal awal yang dikeluarkan. Maka dari itu, balik modal (ROI) dengan titik impas (BEP) adalah suatu hal yang berbeda detikers. Kalau pemasukan dan pengeluaran seimbang, itu artinya perusahaan sudah mencapai titik impas.
Apa itu BEP dalam istilah untuk waktu balik modal?
Pengertian BEP (Break Even Point) Secara Umum – BEP adalah titik keseimbangan hasil dari pendapatan dan modal yang dikeluarkan, sehingga tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Total keuntungan dan kerugian yang dihasilkan pada posisi 0 (titik break even point ) dapat diartikan bahwa di titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian atau keuntungan.
- Break Even Point adalah operasional perusahaan menggunakan biaya tetap (fixed cost dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel ( variable cost).
- Jika suatu perusahaan mengalami kerugian, hal ini terjadi ketika penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap.
Begitu juga sebaliknya, ketika perusahaan memperoleh profit atau keuntungan maka penjualan ini melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus dikeluarkan perusahaan. Perhitungan saham yang dibuat dengan menggunakan metode BEP dapat membuat seorang investor untuk melakukan kegiatan jual beli saham, kapan saat yang tepat untuk membeli (call) dan kapan harus menjual (put),
BEP atau break even point adalah titik dimana sama dengan modal yang dikeluarkan tidak terjadi kerugian atau keuntungan?
1) BEP atau Break Even Point adalah titik dimana pendapatan sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Total keuntungan dan kerugian ada pada posisi zero (0) titik break even point yang artinya pada titik ini perusahaan tidak mengalami kerugian atau mendapat keuntungan.
Apa fungsi menghitung balik modal?
JAKARTA, investor.id – Analisis balik modal sering juga disebut dengan istilah analisis return on investment (ROI). ROI adalah alat ukur untuk menghitung keuntungan finansial dari sebuah investasi. Salah satu manfaat dari analisis balik modal adalah sebagai pembanding proyek investasi yang satu dengan lainnya.
- Selain itu, berikut 10 manfaat dari analisis balik modal dikutip dari Pintu Academy.1.Mengukur Profitabilitas Perusahaan Tiap perusahaan pastinya mendambakan keuntungan agar lini usahanya semakin berkembang.
- Manfaat dari analisis balik modal adalah untuk mengukur profitabilitas perusahaan.
- Berbagai divisi dalam perusahaan harus bisa memanfaatkan aset yang ada untuk mendapatkan keuntungan.
Nilai profit yang dihasilkan dari aset-aset bersangkutan dapat menjadi salah satu unsur penilaian bahwa penggunaannya optimal. Analisis ROI juga sangat membantu untuk mengetahui tingkat pengembalian sebuah investasi. Hasil analisis ini dapat dijadikan dasar untuk memilih investasi yang dapat meningkatkan laba perusahaan.2.Penyesuaian Tujuan Antar Divisi Perusahaan Tiap perusahaan pastinya memiliki divisi yang berbeda-beda.
- Return on Investment berguna untuk memastikan keselarasan tujuan dari tiap divisi.
- Tiap peningkatan ROI dalam sebuah divisi akan membawa peningkatan ROI juga ke seluruh divisi perusahaan.
- Tentunya hal ini sangat berguna untuk mencapai kesesuaian visi dan misi sebuah badan usaha.
- Baca juga: ROI Lebih Cepat, Selo Group Perkenalkan Proses Konstruksi Precrafted 3.Indikator Kinerja Berbagai Divisi ROI juga dapat digunakan sebagai indikator kinerja dari berbagai divisi di dalam sebuah perusahaan.
Perolehan ROI yang baik menunjukan bahwa berbagai divisi dalam perusahaan telah menggunakan aset perusahaan secara efektif, mulai dari manajemen biaya, pemanfaatan aset yang efektif, strategi pemasaran, hingga strategi harga jual.4.Berguna Sebagai Analisis Perbandingan Investasi Berikutnya, manfaat dari analisis balik modal adalah untuk membantu membuat perbandingan antar tiap bisnis yang berbeda.
Analisis perbandingan yang dibuat dari data ROI ini mencakup profitabilitas serta pemanfaatan aset.5.Mengukur Kinerja Manajer Investasi Kinerja manajer investasi yang bagus tentunya adalah yang bisa mengambil keputusan secara tepat dan memberikan pengembalian investasi yang optimal. Adanya analisis balik modal dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam menilai bagus tidaknya kinerja manajer investasi.
Baca juga: Berikut Pengertian dan Cara Menghitung Holding Period Return 6.Meminimalisir Konflik Kepentingan Internal Semakin tinggi nilai sebuah investasi, maka biasanya akan semakin tinggi pula pengembalian yang dihasilkan perusahaan. Dalam hal ini, analisis balik modal berguna sebagai alat untuk mengevaluasi berbagai proyek investasi yang berbeda secara obyektif, memilih proyek dengan potensi pengembalian terbaik, sekaligus meminimalisir konflik kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat.7.Mengukur Persaingan di Pasar Adanya analisis balik modal sangat berguna sebagai tolok ukur profitabilitas sebuah investasi, membandingkan proyek-proyek yang ada di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan dan menentukan tingkat kompetisi dari tiap proyek tersebut.
Kapan waktu yang ideal bagi perusahaan untuk mendapatkan modalnya kembali?
Kapan waktu yg ideal bagi perusahaan untuk mendapatkan modalnya kembali?
Jawaban: Waktu yang ideal bagi perusahaan untuk mendapatkan modalnya kembali Yaitu disaat perusahaan sudah bergerak dan sudah menghasilkan laba yang telah melewati titik break even poin. Penjelasan:
Untuk membangun sebuah usaha, kita harus dapat menghitung berapa lama perusahaan tersebut dapat mencapai break even poin. Karena break even poin atau titik balik modal merupakan titik dimana perusahaan sudah melewati masa-masa rawan. Pelajari lebih lanjut materi tentang keadaan yang disebut BEP #BelajarBersamabrainly : Kapan waktu yg ideal bagi perusahaan untuk mendapatkan modalnya kembali?
Pada saat kapan suatu perusahaan dikatakan mencapai BEP?
Pada pembahasan ilmu ekonomi, akan menemui istilah titik impas break even point. Pada suatu perusahaan teknik analisis ini akan digunakan untuk menganalisis kegiatan produksinya, seberapa besar unit produksi yang dihasilkan maka seberapa banyak keuntungan yang diterima perusahaan sebagai titik impas atau balik modal.
Titik impas (break even point) juga ditemukan pada suatu keadaan dimana perusahaan atau usaha tidak memperoleh kerugian serta keuntungan. Sehingga titik ini yang dapat disebut impas, karena jumlah pendapatan hasilnya sama dengan jumlah biaya. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai titik impas (break even point) yang dapat mempengaruhi perusahaan Anda, artikel ini akan membahas lebih detail hingga perhitungannya sebagai berikut.
Analisis titik impas (break event point) ini bertujuan untuk menghitung kapan perusahaan dapat melakukan peningkatan penjualan dan keuntungan dengan cara menyeimbangkan total pendapatan dan total biaya yang dikeluarkan.
Jika bisnis seseorang mengalami apa yang dinamakan Break Even Point maka bisnis tersebut?
Jawaban. Jawaban: Jika bisnis seseorang mengalami Break Even Point, maka bisnis tersebut tidak memperoleh laba ataupun menderita rugi.
Mengapa Perhitungan BEP dapat digunakan sebagai penentu laba jelaskan?
BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA JUS JAGUNG ENAK Tujuan didirikan sebuah perusahaan yaitu untuk menghasilkan laba yang sebanyak-banyak nya. Jika perusahaan tidak mendapatkan laba, maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Banyak perusahaan di Indonesia yang mengalami kebangkrutan akibat dalam operasionalnya tidak mendapatkan laba maupun balik modal.
- Perencanaan laba dapat dihitung dengan analisis Break Even Point (BEP).
- Dengan menghitung BEP, perusahaan akan mengetahui berapa volume penjualan dapat mencapai titik impas.
- Sehingga untuk memperoleh keuntungan, volume penjualan harus melebihi titik impas.
- Tujuan dilakukanya penelitian ini yaitu untuk mengetahui peranan analisis BEP untuk merencanakan dan untuk meningkatkan laba perusahaan.
Jus Jagung Enak merupakan usaha yang bergerak dibidang pembuat minuman jus jagung. Metode penelitian ini adalah metode deskrptif dengan pendekatan kasus untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan terperinci berdasarkan penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan memperhitungkan margin of safety dan contribution margin dapat meminimalisasi kerugian, sehingga perusahaan Jus Jagung Enak sudah mampu memperoleh penjualan diatas BEP.
Tingkat BEP yang dicapai home industry Jus Jagung sudah dapat mencapai keuntungan diatas rata – rata. Hal ini menunjukan bahwa Owner Jus Jagung Enak, telah melakukan penjualan diatas titik impas, serta memperoleh keuntungan. Owner Jus Jagung Enak, sebaiknya menerapkan analisis BEP sebagai salah satu alat untuk mengetahui kondisi keuangan yang telah dicapai untuk lebih meningkatkan laba perusahaan.
Ananda, G., & Hamidi, H. (2019a). ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2017. Measurement: Jurnal Akuntansi, 13(1), 1–10. Ananda, G., & Hamidi, H.
(2019b). Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencanaan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 – 2017. Measurement: Jurnal Akuntansi, 13(1), 1–10. Baris, Y.E., & Sondakh, J.J. (2014). Analisis Break Even Point sebagai alat perencanaan laba produk gorengan pada usaha kecil menengah (ukm) di kawasan boulevard manado.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2(3). Choiriyah, V.U., AR, M.D., & Hidayat, R.R. (2016). Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencanaan Penjualan pada Tingkat Laba yang Diharapkan (Studi Kasus pada Perhutani Plywood Industri Kediri Tahun 2013-2014).
Jurnal Administrasi Bisnis, 35(1), 196–206. Ferdyawan, S. (2020). Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencanaan Laba pada Perusahaan PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin. Gayatri, N.A., & Amrita, N.D.A. (2019). Analisis Break Event Point Sebagai Dasar Perencanaan Laba Penjualan Pada CV. OSA Garmen Badung.
Jurnal Manajemen Dan Bisnis Equilibrium, 5(1), 10–16. Hasdiana, S., & Khalid, I. (2020). Analisis Titik Impas sebagai Alat Perencanaan Laba pada PT. Semen Indonesia Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Semarak, 3(3), 153–167. Hassanah, A., & Daud, R.M.
2019). Analisis Cost Volume Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba (Studi Kasus Pada Umkm Dendeng Sapi Di Banda Aceh). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 4(2), 190–214. MAULIDIA, I. (2021). Break Event Point sebagai Analisis Perencaan Laba pada Home Industry Kerupuk Amplang di Kabupaten Sumenep. STIE MAHARDHIKA SURABAYA.
Romanda, C. (2017). Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Hotel (Studi Kasus Hotel Ranggonang Sekayu). Jurnal Riset Akuntansi Dan Manajemen Malahayati, 6(1), 1–10. Rosida, R. (2019). Analisis Break Even Point sebagai Alat Perencaan Laba pada Perusahaan Browcyl Brownis Pisang Khas Makassar.
Dalam kondisi tertentu titik impas juga mengalami perubahan. Anda diminta untuk menjelaskan Dalam kondisi tertentu titik impas juga mengalami perubahan. Kondisi titik impas perusahaan apabila harga jual meningkat dan menurun adalah akan mempengaruhi titik break even.
- Titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu, namun jika harga naik turun maka BEP pun akan berubah.
- Pembahasan Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu.
- Eadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break even.
Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh karena itu analisis break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:
- a) Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu.
- b) Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan.
- c) Sales price per unit tidak berubah dalam periode tertentu.
- d) Sales mix adalah konstan.
- Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, Break Even Point (BEP) akan bergeser atau berubah apabila :
a) Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas atau sebaliknya.
- B) Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total cost.
- Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.
- C) Perubahan dalam sales price per unit,Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR).
Naiknya harga jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya. d) Terjadinya perubahan dalam sales mix. Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap.
- Pelajari lebih lanjut
- Demikian pembahasan mengenai Break Even Point (BEP). Untuk mempelajari lebih lanjut dapat dibaca secara lengkap pada link brainly di bawah ini :
- 1. Materi tentang pengertian dari BEP
- 2. Materi tentang cara menghitung BEP
- 2. Materi tentang pengertian break event point
- —
- Detil Jawaban
- Kelas : X (SMA)
- Mapel : Ekonomi
- Bab : Konsep Manajemen
Kode : 10.12.6 Kata kunci : Break Even Point (BEP) : Dalam kondisi tertentu titik impas juga mengalami perubahan. Anda diminta untuk menjelaskan
Apakah peran break even point BEP atau titik impas dalam memaksimalkan laba dalam perusahaan?
Dalam break even point, perusahaan mampu mengukur seberapa tingkat penjualan yang harus dicapai untuk dapat menperoleh laba sesuai yang diharapkan. Selain itu, analisis break even point mampu menghitung seberapa besar tingkat penjualan boleh mengalami penuruan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Mengapa perubahan biaya tetap mempengaruhi perubahan BEP?
Biaya tetap juga akan mempengaruhi BEP karena biaya tetap merupakan jumlah yang harus ditutup oleh kelebihan penjualan atas biaya variabel. Perubahan biaya variabel per unit juga akan mempengaruhi total biaya dan laba yang akan didapat perusahaan. Biaya variabel juga akan berpengaruh pada contribution margin dan BEP.
Asumsi apa saja yang digunakan dalam mengadakan analisa break even?
Asumsi-asumsi apa yang ditetapkan dalam menganalisa break even point?
- Titik impas ( break even point ) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.
- Asumsi-asumsi apa yang ditetapkan dalam menganalisa break even point?
Asumsi yang mendasari analisis break even point menurut Horngren et all. (2006) adalah sebagai berikut:
- Satu-satunya faktor yang memengaruhi biaya adalah perubahan volume.
- Manajer menggolongkan setiap biaya ( atau komponen biaya gabungan ) baik sebagai biaya variabel maupun biaya tetap.
- Beban dan pendapatan adalah linier di seluruh cakupan volume relevannya.
- Tingkat persediaan tidak akan berubah.
- Penjualan atas gabungan produk tidak akan berubah. Penjualan gabungan merupakan kombinasi produk yang membentuk total penjualan.
- Analisis break even adalah penting bagi manajemen untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume dan laba, khususnya informasi mengenai jumlah penjualan minimum dan besarnya penurunan realisasi penjualan dari rencana penjualan agar perusahaan tidak menderita kerugian.
- Bila asumsi dasar salah satunya mengalami perubahan, maka akan berpengaruh pada posisi titik impas, sehingga perubahan tersebut akan berpengaruh juga terhadap laba perusahaan.
- Analisis break even point digunakan oleh manajer sebagai sebuah perkiraan bukan kepastian, karena banyak perusahaan yang tidak memenuhi asumsi-asumsi dasar secara tepat.
Asumsi-asumsi dasar dalam melakukan analisis Break Even Point atau titik impas antara lain :
- Seluruh jenis biaya dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya tetap.
- Besarnya biaya variabel secara totalitas berubah-ubah secara proporsionil dengan volume produksi/penjualan
- Besarnya biaya tetap secara totalitas tidak berubah, meskipun adanya perubahan volume produksi/penjualan
- Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis
- Perusahaan hanya memproduksi/menjual satu jenis barang. Apabila memproduksi lebih dari satu jenis produk, perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk/sales mix adalah tetap konstan.
- Kebijakan manajemen tentang operasi perusahaan tidak berubah secara material (Perubahan besar) dalam jangka waktu pendek
- Kebijakan persediaan barang tetap konstan/tidak ada persediaan sama sekali, baik persediaan awal maupun persediaan akhir.
- Efisiensi dan produktivitas per karyawan tidak berubah dalam jangka pendek.
Terdapat beberapa asumsi yang mendasari analisis break even point. Hansen dan Mowen (2009) mengatakan bahwa asumsi atau anggapan dasar yang digunakan dalam analisis break even point adalah sebagai berikut :
- Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linier.
- Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap dan biaya variabel per unit dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
- Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual.
- Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan (sales mix) diketahui.
- Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.
Sedangkan menurut Mulyadi (2001) asumsi yang mendasari break even point adalah :
- Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap akan selalu konstan dalam kisar volume yang dipakai dalam perhitungan break even point, sedangkan biaya variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
- Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan memberikan potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya-volume-laba.
- Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi akan berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya-volume-laba.
- Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif upah menyimpang terlalu jauh dibanding data yang dipakai sebagai dasar perhitungan break even point, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya-volume-laba.
- Efisiensi produk dianggap tidak berubah. Apabila terjadi penghematan biaya karena adanya penggunaan bahan pengganti yang harganya lebih rendah atau perubahan metode produksi, maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya-volume-laba.
- Perubahan jumlah sediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
- Komposisi produk yang dijual dianggap tidak berubah. Jika perusahaan menjual lebih dari satu macam produk, maka meskipun volume penjualan sama tetapi apabila komposisinya berbeda, maka hal ini akan mempunyai pengaruh terhadap pendapatan penjualan.
Mungkin diantara anggapan-anggapan diatas, anggapan yang paling pokok adalah bahwa volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya. Dari kedua pendapat tesebut dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis break even point.
Apa yang dimaksud dengan break event point?
Apa Itu BEP – BEP atau Break Even Point merupakan titik pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan sama dengan modal yang telah dikeluarkan. Dengan kata lain, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan akan tetapi juga tidak mengalami kerugian karena total keuntungan dan kerugian berada pada titik nol. Ada beberapa hal yang digunakan untuk menghitung break even point, antara lain:
- Biaya perusahaan perlu digolongkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel
- Biaya variabel biasanya akan berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak akan mengalami perubahan
- Harga jual per unit selalu sama dalam periode dianalisis
- Jumlah produk yang diproduksi dianggap terjual secara keseluruhan
- Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk saja
BEP biasa terjadi saat perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya yang tetap, sedangkan volume penjualan hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap serta biaya variabel. Dalam bisnis, saat hasil penjualan hanya bisa digunakan untuk menutup biaya variabel dan beberapa biaya tetap, dapat diartikan bahwa perusahaan sedang mengalami kerugian.
- Akan tetapi jika hasil penjualan dapat melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang wajib dibayarkan, itu artinya perusahaan sudah memperoleh keuntungan.
- Memahami cara menghitung BEP sangat penting dalam sebuah bisnis atau perusahaan.
- Hal ini dikarenakan dengan menghitung BEP, dapat membantu Anda untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat.
Seperti apakah Anda perlu menaikkan harga produksi atau justru mengurangi biaya produksi dengan tujuan agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan, Selain digunakan untuk perusahaan, perhitungan BEP ini juga banyak digunakan dalam investasi saham. Cara ini berguna untuk menganalisa kapan Anda harus membeli dan menjual saham.
Apa rumus Break Even Point?
Rumus BEP – Rumus BEP sendiri bisa menggunakan dua metode, yakni BEP unit dan BEP nominal (rupiah).
- Rumus BEP (unit) = total biaya tetap / (harga jual per unit produk – biaya variabel setiap unit produk).
- Rumus BEP (rupiah) = total biaya tetap / (1 – biaya variabel setiap unit produk / harga jual per unit)
Berikut beberapa manfaat dari BEP adalah sebagai berikut:
- Perusahaan bisa menentukan kapasitas produksi agar bisa mencapai keuntungan
- Dengan BEP perusahaan bisa melakukan efisiensi.
- Mengetahui perubahan harga jual, biaya, dan volume produksi
- Penyesuaian jumlah penjualan dan harga barang produksi agar tidak merugi
- Dengan BEP adalah perusahaan bisa mendapatkan informasi untuk proses pengambilan keputusan.
Baca juga: Intip Gaji Polisi Berpangkat AKBP Setingkat Kapolres Itulah cara menghitung BEP atau cara mencari BEP. Rumus BEP bisa dihitung dengan mempertimbangkan faktor biaya dan pendapatan. Fungsi BEP adalah sangat vital untuk keberlangsungan perusahaan.