Apa Dampak Inflasi Terhadap Analisis Investasi Modal?
Inflasi sering kali menjadi momok dalam perekonomian. Tingginya tingkat inflasi bahkan bisa mengakibatkan ambruknya perekonomian suatu negara. Venezuela, Jerman, Yunani, dan Zimbabwe merupakan beberapa negara yang tercatat dalam sejarah ekonomi pernah mengalami krisis akibat inflasi yang terlalu tinggi.
Apa itu inflasi? Inflasi dapat dipahami sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara berkelanjutan dari tahun ke tahun. Dalam konsep ekonomi, tingkat inflasi memiliki peran penting karena dapat dijadikan acuan untuk memperkirakan nilai riil dari investasi.
- Selain itu tingkat inflasi juga sering digunakan sebagai acuan untuk menghitung dan memprediksi besaran pengembalian yang dibutuhkan agar dapat mempertahankan standat hidupnya.
- Untuk memahami inflasi dengan mudah dapat digambarkan melalui contoh.
- Misalnya harga paket nasi ayam saat ini rata-rata sebesar Rp 15.000,-.
Jika tingkat inflasi tahunan adalah 10%, maka harga paket nasi ayam yang sama di tahun mendatang adalah Rp 16.500,-. Jika penghasilan Anda tidak meningkat, setidaknya sama dengan peningkatan inflasi, maka Anda tidak akan bisa membeli paket nasa ayam sebanyak mungkin.
- Enaikan harga yang terjadi hanya pada satu produk saja, bukanlah inflasi.
- Demikian pula, apabila lonjakan harga terjadi pada produk tertentu yang sifatnya situasional atau kasuistis saja, seperti kenaikan harga minyak atau pengenaan pajak penjualan.
- Namun kenaikan harga tersebut bisa jadi inflasi apabila menyebabkan lonjakan upah dan biaya-biaya lain.
Inflasi pada prinsipnya tentang pertumbuhan uang, di mana terlalu banyak uang beredar di masyarakat tetapi pembelanjaan untuk produk terlalu sedikit. Inflasi tidak diukur dengan hanya melacak harga satu item produk saja, tetapi diukur dengan mengumpulkan data untuk menentukan Indeks Harga Konsumen (IHK).
- IHK ini melacak harga beragam barang seperti pakaian, makanan, bahan bakar, kendaraan, dan lainnya dari waktu ke waktu, sehingga bisa diperoleh ukuran kenaikan harga barang dan jasa konsumen secara menyeluruh.
- Selain itu inflasi juga dapat dilihat dari pengaruhnya terhadap daya beli, dengan mengukur jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli konsumen dengan jumlah uang tertentu.
Misalnya uang sejumlah Rp 150 juta bisa untuk membeli sebuah mobil di tahun 2018. Namun di tahun 2019, jumlah uang tersebut tak cukup lagi untuk membeli mobil yang sama. Inflasi akan menggerus nilai uang dari waktu ke waktu, termasuk investasi. Oleh sebab itu, investor harus membeli produk investasi dengan tingkat pengembalian yang lebih besar atau setidaknya sama dengan tingkat inflasi. Pengaruh inflasi terhadap aset dan investasi Inflasi memang tak selalu berpengaruh negatif, ada juga positifnya. Pengaruh positif dari inflasi ini dirasakan oleh mereka yang menjadi debitur dan pengusaha. Bagi debitur, inflasi menjadikan uang yang dikembalikan memiliki nilai lebih rendah dibandingkan saat meminjam.
Sementara bagi pengusaha, adanya inflasi memungkinkan pengusaha memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dibanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Meski memiliki pengaruh yang positif, namun secara umum dan lingkup yang lebih luas, pengaruh negatif inflasi cenderung lebih banyak, bahkan berpotensi membahayakan stabilitas ekonomi dan perekonomian nasional.
Dalam lingkup kecil pun, inflasi juga memiliki pengaruh yang buruk terhadap aset. Inflasi memberikan pengaruh yang sama terhadap semua jenis aset, baik likuid maupun non-likuid. Namun, aset likuid cenderung lebih rentan terhadap inflasi. Jika tingkat inflasi tinggi, maka dapat menyebabkan nilai aset likuid yang dimiliki individu dan bisnis mengalami penurunan.
- Demikian pula halnya dengan investasi.
- Jenis investasi yang likuid di antaranya adalah saham, obligasi, dan reksa dana.
- Investasi ini juga dipengaruhi oleh inflasi, hanya saja jenis-jenis investasi tersebut cukup memiliki daya tahan dari gempuran inflasi, karena menghasilkan pengembalian dalam bentuk bunga.
Itulah salah satu alasan utama investor menempatkan uangnya dalam bentuk saham, obligasi, dan reksa dana. Investor berusaha menjaga simpanannya aman dari pengaruh inflasi. Seperti halnya simpanan di bank yang dijamin perlindungannya oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), investasi dalam bentuk sekuritas juga memiliki perlindungan dari lembaga khusus, yaitu PT.
Menitipkan aset dan memiliki rekening efek pada kustodian. Memiliki Sub Rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang dibukakan oleh kustodian. Memiliki nomor tunggal identitas investor SID (Single Investor Identification) dari lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
Investasi dalam bentuk sekuritas baik saham, obligasi, maupun reksa dana memiliki tingkat pengembalian yang bervariasi. Oleh sebab itu, jenis-jenis investasi ini bergerak dengan inflasi, sehingga memiliki ketahanan terhadap risiko inflasi. Meski dilindungi dan memiliki ketahanan, namun bukan berarti investasi jenis sekuritas memiliki kekebalan mutlak terhadap pengaruh inflasi.
Tingkat bunga nominal merupakan tingkat bunga tanpa penyesuaian terhadap inflasi. Artinya, Anda hanya akan mendapatkan tingkat bunga ini jika inflasi nol. Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal yang dikurangi dengan tingkat inflasi. Dengan kata lain, tingkat bunga riil merupakan selisih antara tingkat bunga nominal dengan tingkat inflasi. Tingkat bunga riil memperhitungkan inflasi, yang menunjukkan keuntungan atau kerugian aktual Anda dalam daya beli.
Agar investasi tidak terpengaruh buruk oleh inflasi, maka tingkat bunga nominal harus mengikuti bahkan melampaui inflasi, sehingga investor dapat memperoleh pengembalian riil. Namun, bagi investasi yang tingkat bunganya rendah, maka sulit untuk menghindar dari ‘pukulan’ inflasi. Berikut pandangan berkenaan dengan pengaruh inflasi terhadap berbagai investasi.
Tabungan
Tabungan merupakan investasi paling sederhana yang dapat dengan mudah dimiliki semua orang. Jenis investasi ini tergolong sebagai investasi dengan pengembalian tidak tetap, di mana suku bunga riil mengikuti saldo tabungan yang dimiliki. Tabungan mempunyai berbagai jenis produk dengan tingkat suku bunga yang bervariasi.
Namun umumnya tingkat suku bunga tabungan memang tak sebesar suku bunga pengembalian pada jenis investasi lain seperti saham dan reksa dana. Tingkat inflasi yang lebih tinggi dari tingkat bunga yang dibayarkan pada rekening tabungan, mengakibatkan nilai uang Anda tersebut akan mengalami penurunan seiring dengan berjalannya waktu.
Meski tabungan merupakan simpanan yang menghasilkan bunga, namun dibandingkan dengan investasi sekuritas, tabungan memiliki tingkat bunga yang paling rendah. Bahkan tingkat bunga tabungan sering kali lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi. Meskipun Anda telah mengamankan dana Anda pada rekening tabungan dengan tingkat suku bunga rata-rata, namun hal tersebut tak bisa menghindari dari pukulan inflasi.
- Inflasi bisa mengakibatkan nilai uang dalam tabungan Anda menjadi kecil sehingga daya belinya menurun.
- Jika Anda masih bekerja, maka penghasilan Anda harus bisa mengimbangi inflasi.
- Sebaliknya, apabila Anda telah pensiun, maka Anda akan lebih banyak menggantungkan biaya hidup dari tabungan pensiun Anda.
Ketika yang ada hanya passive income, tingkat inflasi dari tahun ke tahun akan terus mengurangi daya beli Anda. Sementara aset yang berupa uang tunai dan setara kas akan menerima pukulan paling keras dengan terjadinya inflasi. Sebab pada jenis aset tersebut tidak ada tingkat bunga dihasilkan yang digunakan untuk bersaing dengan tingkat inflasi.
Obligasi
Pengaruh inflasi bisa berbahaya bagi obligasi, karena termasuk jenis investasi pendapatan tetap. Kebanyakan investor memilih obligasi dengan tujuan untuk menghasilkan pendapatan yang stabil dalam bentuk pembayaran bunga tetap atau kupon. Ketika inflasi mengalami kenaikan di saat pembayaran bunga atau kupon ditetapkan, maka daya beli dari pendapatan tetap tersebut menurun.
Pembelian obligasi tidak akan mendapatkan pembayaran kembali sampai periode satu tahun berlalu. Selama 12 bulan ke depan, investor akan menerima pembayaran bunga atau kupon berdasarkan tingkat bunga nominal yang ditentukan. Pastikan uang yang diinvestasikan dalam bentuk obligasi tidak dibutuhkan setidaknya selama masa berlakunya obligasi.
Sebagai investasi dengan pendapatan tetap, obligasi cukup rentang terhadap inflasi. Meski umumnya suku bunga obligasi yang ditawarkan cukup tinggi, namun bukan berarti mampu bersaing bahkan kebal terhadap pukulan inflasi. Jika selama periode obligasi, tingkat inflasi tinggi, maka kinerja obligasi bisa sangat buruk.
Saham
Sebenarnya pengaruh yang sama bisa terjadi pada investasi saham, di mana tingkat inflasi bisa saja mengurangi pengembalian investasi, jika tingkat bunganya lebih rendah dari tingkat inflasi. Namun keunggulan investasi saham dibandingkan investasi lainnya adalah jenis investasi ini bisa digenjot dengan menaikkan harga produk perusahaan sehingga mampu mengimbangi laju inflasi, sehingga daya beli riil dapat mengalami peningkatan.
Sebaliknya, jika perusahaan tak berhasil menaikkan harga produknya maka dampak yang ditimbulkan pada kinerja saham tentu akan buruk. Sebab, tingkat inflasi yang lebih tinggi berisiko menyebabkan pengembalian rata-rata yang lebih rendah. Untuk mengantisipasi timbulnya kerugian yang lebih besar, Anda sebagai investor perlu melakukan diversifikasi portofolio investasi.
Artinya, jangan menempatkan seluruh uang pada satu jenis investasi saja, tetapi membaginya ke dalam beberapa investasi untuk menyebarkan risiko. Ketika tingkat inflasi tinggi, maka tingkat pengembalian yang akan Anda terima tidak akan turun secara drastis. Langkah untuk meminimalisir pengaruh buruk inflasi terhadap investasi Dari sekian banyak jenis investasi, saham dinilai lebih aman karena berpotensi memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap inflasi dibandingkan dengan obligasi atau deposito. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan bagi perusahaan penerbit saham untuk menaikkan harga guna menutupi biaya yang lebih tinggi.
- Dengan begitu, kinerja perusahaan memiliki probabilitas untuk tumbuh pada tingkat yang sama atau bahkan lebih tinggi dari inflasi.
- Memang hal tersebut tidak terjadi di seluruh perusahaan penerbit saham.
- Oleh sebab itu, sebagai investor Anda harus jeli dan pandai dalam membaca dan menganalisis kinerja perusahaan yang akan dipilih untuk berinvestasi.
Jika Anda salah memilih perusahaan, maka Anda pun harus siap dengan segala risikonya, yakni mengalami kerugian bahkan gulung tikar. Harus disadari dan selalu diingat bahwa investasi di pasar saham memiliki risiko kerugian yang tinggi. Jadi, Anda harus siap untuk menerima baik keuntungan maupun kerugiannya.
Diversifikasi portofolio investasi. Jangan hanya menempatkan seluruh uang Anda pada satu jenis investasi saja, tetapi bagilah ke berbagai portofolio investasi. Tujuannya untuk meminimalisir risiko kerugian, sekaligus melindungi uang yang menjadi aset Anda dari inflasi. Memantau perkembangan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK), sehingga Anda bisa mengetahui dan bahkan menganalisis tingkat inflasi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap investasi Anda. Bekerjasama dengan konsultan keuangan profesional yang dapat memberikan masukan dan nasihat terkait dengan langkah yang perlu dilakukan untuk mengamankan uang Anda.
Terjadinya inflasi memang di luar kendali Anda, namun bukan berarti Anda tidak dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mempertahankan dan melindungi aset dan investasi Anda dari pengaruh negatifnya. Artikel Terkait
Tip Investasi di Peer To Peer Lending (P2P) Pengaruh Inflasi Terhadap Ekonomi Tempat Investasi Emas Aman dan Terpercaya Resiko Investasi di Bidang Properti
Demikianlah artikel tentang pengaruh inflasi terhadap investasi, semoga bermanfaat bagi Anda semua.
Contents
- 1 Apa pengaruh inflasi pada investasi?
- 2 Apakah inflasi penting untuk dimaknai sebagai acuan seseorang atau perusahaan dalam melakukan investasi?
- 3 Apakah dengan investasi bisa melawan inflasi?
- 4 Apa hubungan antara investasi inflasi dan pengangguran?
- 5 Apa saja dampak negatif dari inflasi yang tinggi?
- 6 Apa hubungan antara investasi inflasi dan pengangguran?
- 7 Apa itu pengaruh inflasi?
Apa pengaruh inflasi pada investasi?
Dimana pada saat terjadi kenaikan tingkat inflasi maka akan menyebabkan pengurangan jumlah output yang dihasilkan oleh produsen. Oleh karena itu investor juga akan mengurangi jumlah investasinya, karena dengan keadaan itu tidak memungkinkan untuk investor memperoleh pengembalian atas modal seperti yang telah
Apakah inflasi penting untuk dimaknai sebagai acuan seseorang atau perusahaan dalam melakukan investasi?
JAKARTA, KOMPAS.com – Berminat untuk investasi ? Faktor apa saja yang dipertimbangkan sebelum memilih investasi, adakah tingkat inflasi di dalamnya? Salah satunya adalah inflasi. Banyak orang kerap memandang tingkat inflasi dengan sebelah mata. Padahal, inflasi merupakan salah satu faktor penting yang patut dipertimbangkan sebelum memilih investasi.
Mengapa hal ini penting? Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengungkapkan, inflasi merupakan landasan untuk berinvestasi, ” Inflasi kami harapkan terus menjadi prakondisi bagi investor bisa investasi,” ujarnya di Jakarta, Senin (15/7/2019). Baca juga: Investasi Jangan Nunggu Kaya Tingkat inflasi dijadikan acuan untuk menentukan instrumen investasi mana yang paling cocok.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir tergerusnya tingkat imbal hasil. Bila tingkat inflasi tinggi, maka hasil imbal hasil investasi akan tergerus oleh naiknya harga-harga barang atau jasa. Oleh karena itu, penting untuk mencari investasi dengan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dari inflasi.
“Kalau inflasinya 10 persen atau 15 persen, secara rill investasi mereka tergerus, kalau mereka menanam di b ond market yang sifatnya fix income kalau inflasinya naik lebih dari pendapatnya itu secara rill akan negatif,” kata Nanang. Saat ini tingkat inflasi di Indonesia dalam keadaan yang stabil di angka 3-3,5 persen per tahun.
Angka ini turun dari beberapa tahun silam yang angkanya mencapai 8 persen per tahun. Baca juga: Ini Investasi yang Cocok untuk Milenial Tingkat inflasi tersebut bisa dijadikan acuan bagi Anda yang sudah punya minat berinvestasi untuk memilih instrumen investasi yang paling menguntungkan.
Apakah dengan investasi bisa melawan inflasi?
Peran Masyarakat Mengatasi Inflasi – Jika inflasi terjadi, pemerintah biasanya sudah memiliki perencanaan. Ambil contoh pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia (BI) sudah memiliki target tahunan untuk mengatasi terjadi inflasi. Masyarakat juga ternyata bisa ambil bagian dalam mengatasi inflasi.
- Beberapa cara diantaranya adalah tidak berlebihan ketika membeli sembako atau kebutuhan lain.
- Jangan mudah panik jika terjadi sebuah fenomena, misalnya produksi bawang merah merosot sehingga harga melonjak.
- Jangan sampai Anda membeli dalam jumlah banyak karena panik.
- Jika hal ini terjadi, justru bisa menaikkan harga menjadi lebih tinggi karena permintaan yang amat besar.
Inflasi sendiri memang tidak bisa diduga kapan akan terjadi, bisa datang kapan saja. Oleh karena itu Anda bisa mengatasi inflasi dengan mengontrol keuangan secara baik. Pemahaman tentang ilmu ekonomi harus dimiliki untuk mengatasi masalah keuangan yang dihadapi di masa mendatang.
- Investasi juga sangat bermanfaat untuk finansial jangka panjang Anda.
- Arena pertumbuhan uang Anda dapat mengalahkan inflasi sehingga daya beli Anda tidak menurun.
- Jika Anda sudah memantapkan hati untuk mulai berinvestasi, CIMB Niaga memiliki berbagai jenis investasi termasuk reksadana.
- Terdapat beberapa jenis reksadana yang ditawarkan di CIMB Niaga seperti Reksadana Pasar Uang, Reksadana Pendapatan Tetap, Reksadana Terproteksi, Reksadana Campuran, Reksadana Index (RDI), dan Reksadana Saham yang memiliki berbagai keunggulan dan manfaat.
Manfaat menggunakan reksadana di CIMB Niaga antara lain dikelola oleh manajer investasi yang profesional, diversifikasi investasi, transparansi informasi untuk Anda, likuiditas yang tinggi, biaya rendah, hingga memberi kemudahan akses berinvestasi. Tersedia pilihan lain yaitu investasi berkala atau Cost Averaging (CA), sebagai strategi investasi yang menginvestasikan dana secara bertahap dan teratur tanpa pertimbangan harga pasar.
Apa dampak inflasi terhadap saham?
2.3.1. Pengaruh Tingkat Inflasi Dengan Harga Saham Inflasi berpengaruh negatif terhadap harga saham karena inflasi meningkatkan biaya suatu perusahaan. Apabila peningkatan biaya lebih tinggi daripada pendapatan perusahaan, maka profitabilitas dari perusahaan tersebut mengalami penurunan.
Jelaskan apa hubungan investasi dengan risiko inflasi?
Jenis-jenis Risiko Investasi – Sebelum mengetahui cara meminimalisir dan manajemen risiko investasi. Langkah pertama yang harus Anda ketahui adalah jenis-jenisnya. Berikut 7 jenis risiko investasi adalah diantaranya:
- Risiko Pasar Jenis pertama dari risiko investasi adalah risiko pasar, yaitu adanya fluktuasi atau naik turunnya nilai aset di pasar. Hal itu diakibatkan dari berubahnya sentimen pasar keuangan seperti obligasi dan saham. Perubahan tersebut biasanya terjadi karena kondisi tertentu, misalnya perubahan politik, resesi ekonomi, inflasi, kerusuhan, dan lain-lain. Risiko pasar juga dikenal sebagai risiko sistematik yang tidak dapat dihindari oleh para investor. Risiko ini juga dapat menyebabkan investor mengalami penurunan modal investasinya atau capital loss, Meski demikian, Anda jangan khawatir, penurunan aset investasi seperti ini bukan termasuk risiko investasi jangka panjang.
- Risiko Likuiditas Jenis kedua dari risiko investasi adalah risiko likuiditas. Risiko ini timbul dari kesulitan tersedianya uang tunai dalam suatu periode waktu. Hal itu dapat terjadi apabila pihak pengutang tak bisa menjual asetnya karena pihak lain tidak ada yang berminat membelinya di pasar. Misalnya, seseorang dari pihak A tidak dapat membayar utangnya secara tunai saat jatuh tempo kepada pihak B. Tetapi, pihak A memiliki aset yang nilainya cukup untuk membayar utang tersebut. Tetapi, jika tidak ada pihak lain yang bersedia membeli aset tersebut, maka likuiditasnya tidak bisa dicairkan menjadi uang tunai. Perlu Anda ingat, bahwa risiko likuiditas berbeda dengan penurunan aset investasi. Risiko ini kemungkinan terjadi akibat tidak ada minat dari pihak lain yang mau membeli atau menukar aset karena kedua belah pihak sulit untuk bertemu.
- Risiko Negara Jenis ketiga dari risiko investasi adalah risiko negara atau politik. Risiko ini erat kaitannya dengan aktivitas dan kondisi politik negara. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan perundang-undangan yang berpengaruh terhadap perekonomian negara. Risiko ini bukan tidak mungkin dapat mempengaruhi kerugian bagi investor dikarenakan adanya perubahan ketentuan perundang-undangan. Maka dari itu, jika orang dari luar negeri ingin berinvestasi di negara berbeda, penting untuk dilakukan adalah melihat situasi politik di negara tersebut.
- Risiko Suku Bunga Jenis keempat dari risiko investasi adalah risiko suku bunga. Peningkatan suku bunga merupakan penyebab dari menurunnya nilai relatif aset berbunga seperti obligasi atau pinjaman. Meskipun suku bunga meningkat, hal itu membuat keuntungan investasi dan nilai obligasi berbunga akan mengalami penurunan, begitu pun sebaliknya.
- Risiko Inflasi Jenis kelima dari risiko investasi adalah risiko inflasi atau risiko daya beli. Risiko investasi saham ini adalah inflasi yang mempengaruhi daya beli lalu mengakibatkan nilai kas dari investasi saat ini tak akan memiliki nilai banyak di masa depan. Hal tersebut juga berpotensi menurunkan daya beli masyarakat karena kenaikan harga rata-rata diatas harga konsumsi. Saat seseorang yang berinvestasi dengan memegang uang tunai atau aset, biasanya risiko inflasi akan terjadi pada hal tersebut. Inflasi akan menggerus nilai uang atau aset yang mereka punya. Sebagai contoh, bila seorang investor memiliki dana investasi tunai sebesar Rp20 juta dengan tingkat inflasi 5%, maka per tahunnya dana tersebut akan berkurang sebanyak Rp1 juta.
- Risiko Valuta Asing Jenis keenam dari risiko investasi adalah risiko valuta asing atau risiko nilai tukar mata uang. Risiko investasi jangka pendek ini erat kaitannya dengan fluktuasi kurs mata uang suatu negara terhadap kurs mata uang negara lain. Risiko yang juga sering disebut currency risk ini disebabkan dari adanya perubahan valuta asing di pasaran dan pada saat dikonversikan ke mata uang rupiah tidak sesuai dengan harapan.
- Risiko Reinvestasi Jenis terakhir dari risiko investasi adalah risiko reinvestasi. Risiko jenis ini terjadi saat pendapatan dari suatu aset investasi mengharuskan investor untuk menginvestasikan kembali aset tersebut. Besar kemungkinan, arus kas investasi akan menghasilkan keuntungan yang lebih kecil pasca direinvestasikan ke produk investasi baru.
Inflasi tinggi sebaiknya investasi apa?
Investor disarankan menanamkan modalnya pada tiga instrumen agar nilai uangnya tidak tergerus inflasi. Ketiga instrumen investasi tersebut antara lain: Reksa dana, surat berharga negara, dan emas. Head of Investment Bareksa Christian Halim mengatakan, ketiga instrumen investasi tersebut dapat dipilih untuk jangka waktu tertentu sesuai profil risiko investor terkait.
- Berdasarkan hasil riset, dalam setahun terakhir, inflasi di Indonesia konstan mengalami kenaikan.
- Inflasi Juli 2022 bahkan tercatat menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2015, yakni di level 4,94% dalam perhitungan tahunan atau year on year (YoY).
- Hal itu didorong oleh pemulihan ekonomi yang terus berjalan serta dipengaruhi tingginya harga komoditas global,” ujar Christian dalam laporan riset tertulis Tim Analis Bareksa, Selasa (8/8).
Kenaikan harga barang dan jasa juga harus diiringi dengan investasi yang tepat agar nilai uang masyarakat dapat melawan inflasi tersebut. Namun, cukup sulit menentukan strategi serta instrumen investasi yang tepat di tengah kondisi global yang kurang mendukung.
Dengan demikian, strategi diversifikasi masih diperlukan untuk menghadapi risiko tingginya fluktuasi pasar akibat kondisi global tersebut. Investor juga perlu melakukan diversifikasi di aset rendah risiko, seperti reksa dana pasar uang demi meminimalisir efek fluktuasi pasar modal. Instrumen SBN yang diterbitkan pemerintah juga menarik.
Seperti diketahui, SBN seri SBR001 yang telah dijual pada Juni lalu menawarkan kupon hingga 5,5% per tahun. Masyarakat juga bisa menanti penjualan SBSN seri selanjutnya, yakni SR017 yang akan mulai ditawarkan pada 19 Agustus – 14 September 2022. Melihat seri sebelumnya SR016 menawarkan kupon 4,95%, maka diproyeksi kupon SR017 akan lebih menarik karena terdapat potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia.
Selain itu, menurut hasil penelitian dari BlackRock Investment, investor dapat mengalokasikan 5% dari portofolio investasi ke dalam instrumen emas untuk mengoptimalkan kinerja portofolio. Ketegangan hubungan antara Cina dan Amerika Serikat selama beberapa hari terakhir juga membuat harga emas dunia meningkat, karena dikhawatirkan akan kembali menimbulkan gejolak perekonomian dan resesi apabila mereka berperang.
Indonesia juga akan dirugikan jika kedua negara saling menjatuhkan sanksi ke depannya akibat keduanya merupakan mitra strategis perdagangan Indonesia. Investor dapat mempertimbangkan untuk melakukan strategi investasi berikut: – Investor dengan profil risiko agresif dapat menunggu dan melihat ( wait and see ) terlebih dahulu, serta mencermati reksa dana saham dan indeks basis saham kapitalisasi besar jika IHSG mengalami penurunan.
Apa dampak inflasi terhadap dunia usaha?
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, hingga ketidaklancaran distribusi barang.
Adapun dampak inflasi bagi pengusaha atau perusahaan,Inflasi yang tinggi memiliki efek yang berbahaya bagi stabilitas ekonomi, termasuk juga mengancam keuangan perusahaan. Meningkatnya inflasi dapat menyebabkan harga input atau bahan baku yang tinggi, pendapatan dan laba menurun, daya beli konsumen rendah, dan perekonomian melambat.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil). – Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, hingga ketidaklancaran distribusi barang.
Adapun dampak inflasi bagi pengusaha atau perusahaan, Inflasi yang tinggi memiliki efek yang berbahaya bagi stabilitas ekonomi, termasuk juga mengancam keuangan perusahaan. Meningkatnya inflasi dapat menyebabkan harga input atau bahan baku yang tinggi, pendapatan dan laba menurun, daya beli konsumen rendah, dan perekonomian melambat.
Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Mengapa inflasi yang tinggi berdampak buruk terhadap perekonomian jelaskan?
Dampak Inflasi Bagi Bisnis dan Cara Menghadapinya – (Foto dampak inflasi. Sumber: Freepik.com ) Secara umum, dampak inflasi adalah membuat harga-harga produk mengalami kenaikan. Secara spesifik, dampak inflasi bagi bisnis sebagai berikut:
- Dampak inflasi dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi karena dapat menjadi tanda meningkatnya permintaan.
- Dampak inflasi selanjutnya dapat menyebabkan peningkatan biaya karena permintaan pekerja untuk mendapatkan upah lebih tinggi untuk membeli produk sehari-hari. Hal ini dapat meningkatkan pengangguran karena perusahaan harus memberhentikan pekerja untuk mengimbangi pengeluaran.
- Dampak inflasi lain yaitu produk dalam negeri mungkin menjadi kurang kompetitif jika inflasi di dalam negeri lebih tinggi. Hal ini dapat melemahkan mata uang negara.
Dampak inflasi tentu dapat sangat merugikan ekosistem bisnis. Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi dampak inflasi, yaitu:
- Efisiensi biaya internal, misalnya dengan menghemat pengeluaran perusahaan hanya untuk hal-hal yang mendesak dan sangat dibutuhkan saja.
- Menekan biaya produksi, biaya operasional dan biaya pemasaran. Alokasi biaya yang tidak perlu dapat dikurangi.
- Melakukan inovasi produk. Dengan melakukan inovasi, perusahaan diharapkan dapat menjaga pemasukan dan penjualan.
- Minimalisir biaya penyimpanan atau biaya overhead,
- Naikkan harga. Strategi menaikan harga merupakan langkah akhir yang dapat dilakukan jika keadaan sudah sangat mendesak.
Baca Juga: Dampak Resesi Ekonomi Amerika Serikat Bagi Indonesia dan 6 Penyebabnya
Apakah inflasi mempengaruhi indeks harga saham?
Dari hasil penelitian diketahui bahwa inflasi berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan. Selain itu diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 15% yang berarti pergerakan indeks harga saham gabungan dipengaruhi oleh inflasi sebesar 15%.
Apa hubungan antara investasi inflasi dan pengangguran?
Abstract – Pengangguran adalah masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh setiap negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Besarnya investasi biasanya akan berbanding terbalik dengan jumlah pengangguran. Begitu pula dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi, keduanya memiliki pengaruh yang negatif terhadap pengangguran.
Sedangkan semakin meningkatnya jumlah penduduk justru akan mengakibatkan peningkatan pada jumlah pengangguran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh total investasi, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi NTB. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan adalah data time series selama rentang waktu 13 tahun, yaitu mulai dari tahun 2001-2013.
Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dan menggunakan aplikasi software SPSS 16, Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara investasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka.
Apa saja dampak inflasi terhadap perekonomian?
Ilustrasi grafik inflasi di suatu negara. Foto: Pixabay.com Dampak inflasi secara umum adalah menurunnya kesejahteraan masyarakat dan stabilitas perekonomian suatu negara. Saat ini, inflasi masih menjadi permasalahan ekonomi yang dihindari setiap negara di dunia.
Inflasi berpengaruh dalam menentukan harga barang di pasar secara keseluruhan. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai pengertian inflasi dan dampak inflasi bagi perekonomian negara. Menurut buku Materi: Inflasi, Modul Ekonomi Kelas XI yang disusun oleh Adi Permana, inflasi adalah suatu keadaan meningkatnya harga barang dan jasa secara menyeluruh.
Inflasi dapat disebabkan ketidakstabilan politik yang memengaruhi perekonomian suatu negara, Jika terjadi kasus demikian, tingkat inflasi menjadi tinggi dan sulit untuk dikendalikan oleh suatu negara. Secara umum, inflasi terjadi lantaran banyaknya permintaan dari masyarakat, pertambahan penawaran uang, dan peningkatan biaya produksi.
Ondisi inflasi di suatu negara dapat menimbulkan akibat buruk dari segi kegiatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Dampak inflasi di suatu negara dapat menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat, apalagi jika terjadi secara berkala. Kenaikan harga karena inflasi dapat menyulitkan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah.
Untuk mengatasi inflasi, pemerintah perlu menerapkan kebijakan ekonomi yang tegas dengan berfokus pada kesejahteraan masyarakat, Ilustrasi sekumpulan orang sedang menghitung inflasi. Foto: Pixabay.com Berikut ini lima dampak inflasi menurut jurnal Hubungan Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia oleh Cesilia Hong.1.
- Menurunkan kesejahteraan masyarakat Dampak inflasi akan menurunkan kesejahteraan masyarakat terutama yang memiliki penghasilan tetap.
- Arena inflasi, harga barang di pasar akan naik, sedangkan penghasilan masyarakat tidak berubah.
- Hal ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat karena daya beli masyarakat menjadi rendah.2.
Distribusi pendapatan akan memburuk Inflasi akan menguntungkan apabila tingkat pendapatan suatu negara lebih tinggi dibanding laju inflasinya. Namun secara umum, jumlah yang memperoleh keuntungan lebih sedikit dibanding mereka yang merugi. Oleh karena itu, pembagian pendapatan masyarakat di suatu negara menjadi tidak rata atau berat sebelah.3.
- Suku bunga akan meningkat Lembaga-lembaga keuangan akan menerapkan suatu kebijakan untuk menambah tingkat suku bunga pinjaman agar tidak terjadi penurunan pada nilai mata uang.
- Namun di sisi lain, peningkatan bunga pinjaman akan menghambat pengembangan usaha karena dapat mengurangi minat investor untuk mengembangkan usahanya.4.
Mendorong investasi spekulatif Para investor cenderung akan menyimpan kekayaannya dalam bentuk investasi spekulatif, yakni dengan membeli barang-barang berharga yang akan lebih menguntungkan pada saat dijual. Nilai barang spekulatif tidak menurun karena kasus inflasi di suatu negara.
Kenapa inflasi bisa mempengaruhi kurs?
Selain tingkat suku bunga, tingkat inflasi mempengaruhi juga nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dikarenakan inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri lebih mahal dari harga di luar negeri, oleh sebab itu negara itu cenderung akan mengimpor barang-barang dan pada akhirnya nilai mata uang negara tersebut
Bagaimana hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat inflasi dan harga saham?
Kesimpulan dari penelitian ini adalah efek negatif yang signifikan dari inflasi terhadap harga saham, jika inflasi meningkat, harga saham akan menurun. Sementara suku bunga yang signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham, jika suku bunga naik, harga saham akan naik.
Apa saja dampak dari terjadinya inflasi terhadap laporan keuangan?
Abstract – Secara umum laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis ( Historical Cost Accounting ), dengan asumsi bahwa nilai tukar stabil. Kondisi inflasi menyebabkan penyusunan laporan keuangan berdasarkan nilai historis tidak mencerminkan adanya perubahan daya beli.
Sebagai konsekuensinya jika terjadi perubahan daya beli maka laporan keuangan secara ekonomis tidaklah relevan dan andal dalam penyajiannnya. Dalam kodisi inflasi laba atau rugi yang dihasilkan informasi akuntansi atas dasar nilai historis tidak menggambarkan perubahan status ekonomi perusahaan yang sesungguhnya dan perubahan harga (turunnya daya beli uang) mengakibatkan laporan keuangan tersebut tidak dapat menghasilkan informasi yang sesuai dengan daya beli yang ada sehingga akuntansi konvensional perlu dilengkapi data daya beli dengan cara yang layak.
Ada beberapa metode akuntansi yang dapat digunakan yaitu : akuntansi biaya berlaku (current cost), dan akuntansi tingkat harga umum (general level price ) yang mengadakan restatement komponen-komponen keuangan ke dalam rupiah pada tingkat daya beli yang sama, namun tidak mengubah prinsip-prinsip akuntansi berdasarkan nilai historis.
Apa saja dampak negatif dari inflasi yang tinggi?
2. Dampak Negatif –
Inflasi yang tidak terkendali membuat perekonomian sulit berkembang. Terjadi penurunan dan minat masyarakat untuk menabung dan investasi. Penyebabnya karena nilai mata uang semakin menurun. Bagi karyawan penghasilan tetap, penurunan nilai mata uang merugikan beberapa kelompok. Pendapatan mereka tidak mengalami kenaikan, tetapi harga barang semakin tinggi. Kreditur mendapatkan kerugian karena nilai uang untuk pengembalian utang lebih rendah. Inflasi dapat meningkatkan biaya produksi dan kenaikan harga kebutuhan. Inflasi tinggi berdampak pada rencana pembangunan pemerintah dan anggaran belanja negara (RAPBN).
Apa hubungan antara investasi inflasi dan pengangguran?
Abstract – Pengangguran adalah masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh setiap negara, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Besarnya investasi biasanya akan berbanding terbalik dengan jumlah pengangguran. Begitu pula dengan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi, keduanya memiliki pengaruh yang negatif terhadap pengangguran.
Sedangkan semakin meningkatnya jumlah penduduk justru akan mengakibatkan peningkatan pada jumlah pengangguran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh total investasi, tingkat inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi NTB. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif dimana data yang digunakan adalah data time series selama rentang waktu 13 tahun, yaitu mulai dari tahun 2001-2013.
Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square) dan menggunakan aplikasi software SPSS 16, Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan antara investasi dan tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran terbuka.
Apa saja efek buruk dari inflasi?
Memahami Dampak Inflasi – (Foto dampak inflasi. Sumber: Freepik.com ) Sebelum mengetahui dampak inflasi, kamu perlu memahami definisi dari inflasi itu sendiri. Mengutip dari Investopedia, inflasi adalah penurunan daya beli mata uang tertentu dari waktu ke waktu. Penurunan daya beli ini tercermin dari peningkatan harga rata-rata barang dan jasa suatu ekonomi selama beberapa periode waktu.
Enaikan harga ini dapat terjadi karena uang yang beredar lebih sedikit dibandingkan jumlah barang yang tersedia di pasar. Alhasil, daya beli menurun namun harga barang meningkat drastis. Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Sementara itu, menurut International Monetary Fund, inflasi adalah kenaikan harga selama periode waktu tertentu. Kenaikan harga ini terjadi secara keseluruhan di suatu negara. Inflasi mewakili seberapa jaug kenaikan harga barang dalam periode tertentu, biasanya dalam setahun.
Inflasi dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti turunnya nilai mata uang, kenaikan harga barang dan jasa, meningkatnya pengangguran, menurunnya kesejahteraan masyarakat, hilangnya investasi, dan masih banyak lagi. Inflasi merupakan mimpi buruk dalam perekonomian suatu negara. Sebab, dampak yang ditimbulkan memang tak main-main.
Inflasi dapat memicu kerusuhan di berbagai daerah dan menyebabkan situasi negara mengalami chaos. Apalagi bagi negara yang memiliki utang luar negeri yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Inflasi bisa mematikan perekonomian dan diikuti dengan berbagai masalah lain yang muncul.
- Di Indonesia, Bank Indonesia memiliki tugas untuk mengatasi inflasi dengan membuat kebijkan-kebijakan.
- Sementara itu, perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik.
- Perlu diingat bahwa kenaikan harga satu dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali jika sudah meluas dan berdampak pada harga barang lain.
Lawan dari inflasi adalah deflasi. Baca Juga: 9 Cara Menyiapkan Dana Darurat Bisnis agar Tak Bangkrut
Apakah menabung menyebabkan inflasi?
Menabung Tidak Pangkal Kaya Benarkah menabung tidak membuat aset kita bertambah ? Kok bisa, apa penyebabnya. Kalau begitu, gunanya kita memiliki tabungan ? Pernahkah kita ingin membeli sesuatu di kemudian hari lalu menyisihkan uang di tabungan ? Ketika uang kita terkumpul di tabungan, harga barang sudah naik, karena terjadi inflasi.
- Inflasi adalah kenaikan harga.
- Harga gorengan beberapa tahun lalu hanya Rp 100 sepotong, sekarang Rp 1.000.
- Gorengan saja mengalami inflasi.
- Di sisi lain, kenaikan pendapatan kita tidak secepat inflasi.
- Artinya, pendapatan kita tidak dapat mengimbangi kenaikan harga-harga.
- Akibatnya, kemampuan atau daya beli semakin turun.
Rata-rata tingkat inflasi Indonesia selama 10 tahun terakhir sekitar 7,4 persen dan dalam lima tahun terakhir 5,4 persen. Itu baru inflasi di atas kertas. Inflasi pada beberapa barang tentu jauh lebih tinggi, seperti kesehatan dan pendidikan, bisa mencapai 15 persen.
- Agar dapat mempertahankan daya beli, kenaikan pendapatan kita setidaknya harus berada sama atau lebih tinggi dari inflasi.
- Jadi ketika harga naik, kita masih dapat membeli barang yang kita butuhkan.
- Embali ke tabungan, jika kita menabung bank akan memberikan bunga sebagai imbalan atas tabungan kita.
- Sayangnya, suku bunga tabungan lebih kecil ketimbang laju inflasi.
Jika laju inflasi 7 persen, bunga tabungan paling hanya sebesar 3 persen saja. Dengan mengandalkan tabungan, kita justru kekurangan uang untuk membeli barang tersebut. Mempertahankan Daya Beli Cara mempertahankan daya beli dengan berinvestasi, bukan menabung.
- Imbal hasil investasi lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi.
- Dalam sepuluh tahun terakhir, rata-rata imbal hasil investasi saham 15 persen per tahun, belum memperhitungkan dividen.
- Dengan dividen hasilnya menjadi 22 persen.
- Sementara hasil investasi pada obligasi pemerintah bertenor 10 tahun, 8,5 persen.
Harga rata-rata kenaikan harga emas sebesar 10,89 persen. Reksa dana obligasi memberikan rata-rata imbal hasil lima tahun terakhir 12 persen. Sementara reksa dana campuran 15 persen dan reksa dana saham 28 persen. Semuanya jauh di atas inflasi. Sejak tahun 2006-2015, rata-rata suku bunga deposito yang diberikan bank hanya 7,23 persen, lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi.
Apa itu pengaruh inflasi?
JAKARTA, KOMPAS.com – Kata Inflasi tentu sudah tak asing lagi di telinga, apalagi jika menyangkut pemberitaan stabilitas perekonomian. Secara umum, inflasi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan harga-harga barang dan jasa. Sementara itu pengertian inflasi atau apa itu inflasi sebagaimana dikutip dari laman resmi Bank Indonesia (BI), inflasi adalah diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus. Penyebab inflasi karena banyak faktor. Menurut laman resmi Kementerian Keuangan, setidaknya ada enam faktor penyebab inflasi antara lain permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa sehingga membuat harga barang atau jasa tersebut mengalami kenaikan.
Baca juga: Apa Itu Saham: Definisi, Jenis, Keuntungan, Risiko, dan Cara Membeli Penyebab inflasi lainnya yakni adanya peningkatan biaya produksi, bertambahnya uang yang beredar di masyarakat, dan ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Penyebab inflasi berikutnya perilaku masyarakat yang seringkali memprediksi atau biasa disebut sebagai inflasi ekspetasi, dan terakhir penyebab inflasi karena kekacauan ekonomi dan politik seperti yang terjadi di Indonesia saat kerusuhan tahun 1998.
- Dampak inflasi sendiri seringkali identik dengan efek negatif karena kenaikan harga barang sehingga membuat daya beli masyarakat menurun, terutama masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.
- Menurut Bank Indonesia, dampak inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.
Baca juga: Ketahui Apa Itu Reksadana: Jenis, Keuntungan, dan Risikonya Kedua, dampak inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian ( uncertainty ) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.